RESENSI NOVEL (PUDARNYA PESONA CLEOPATRA)
Buka twitter barusan terus nemu ada yang menarik, Buku dari kang abik yang memang aku belum tahu.haduuhh keliatan deh ga updatenya. judulnya bagus Pudarnya Pesona Cleopatra
jadi wondering isinya kaya gimana yach, langsung deh browsing nyari resensinya gitu dan alhamdulillah dapet juga, sedikit tentang resensinya.
“Cinta tidak menyadari kedalamannya,
sampai saat ada perpisahan”
(Kahlil Gibran)
Kadang
dalam hidup kita menginginkan sesuatu yang menurut kita baik tapi tidak
baik menurut Allah Swt. Dan kadang – kadang kita tidak menginginkan
sesuatu yang menurut kita tidak baik tapi baik menurut Allah Swt. Jadi
biarlah Allah Swt yang menentukan kehidupan kita, sebab Allah Swt lebih
tahu mana yang terbaik buat kita. Tugas kita adalah berusaha yang sebaik
- baiknya dan menerima segala takdir yang telah ditetapkan oleh Allah
Swt dengan segala keyakinan dan lapang dada. Jika itu adalah pilihan
Allah Swt, maka pasti itulah yang terbaik buat kita hambanya.
Masih
seperti Ayat – Ayat Cinta,Ketika cinta bertasbih 1&2 Habiburrahman
El Shirazy masih menghadirkan aura Mesir dalam novel Pudarnya Pesona
Cleopatra. Hafalan AlQuran, kuliah di Al-Azhar, kisah cinta karena
Allah, serta da’wah sepertinya telah menjadi ciri khas yang tak pernah
lepas dari karya - karya Kang Abik, termasuk dalam novel Pudarnya Pesona
Cleopatra ini.
Membaca
novel mini ini, rasanya tidak bisa melepasnya dari tangan sebelum akhir
ceritanya dibaca. Memang luar biasa novel PPC ini. Jalan ceritanya
lebih sederhana namun tetap meninggalkan kesan yang mendalam dan masih
mewakili sebutan pada sampulnya yakni “novel psikologi islami pembangun jiwa”.
Ada
dua pemeran utama dalam novel ini. Pria yang memperisteri wanita
bernama Raihana dengan tidak didasari rasa cinta pada awalnya, karena
pernikahan yang dijalaninya hanyalah sebagai bakti kepada orang tua.
Raihana digambarkan sebagai seorang wanita yang cantik , berjilbab rapi,
dan hafidz AlQur’an, dan shalehah tentunya. Ia mencintai suaminya
sepenuh hati walau sang suami belum bisa mencintainya.
Pria
(tokoh utama dalam novel ini) begitu tergila – gila dengan kecantikan
gadis – gadis Mesir yang dia anggap sebagai titisan Cleopatra, Ratu
Mesir pada zaman Romawi. Gadis Mesir dalam angannya begitu cantik sampai
– sampai digambarkan bahwa parasnya putih jelita, dengan hidung
melengkung indah, mata bulat bening khas Arab, dan bibir merah halus
menawan. Jika tersenyum, lesung pipinya akan menyihir siapa saja yang
melihatnya. Bahkan dikatakan jika ada 3 orang gadis Mesir yang berdiri
dihadapannya, maka yang cantik ada 6 orang. 3 untuk gadisnya dan 3 lagi
untuk bayangannya.
Sementara
ia terbang jauh dengan khayalan menikah dengan gadis Mesir suatu saat
nanti, ia melupakan istrinya. Ia mengabaikan istrinya. Padahal Raihana
adalah wanita yang shalihah dan patuh terhadapnya. Dan satu hal yang
Raihana tidak ingin terjadi pada dirinya yakni diceraikan oleh suaminya.
Meskipun suaminya memperlakukan Raihana dengan buruk, Raihana tetap
setia. Dengan kekuatan do’a yang Raihana panjatkan dalam setiap
tahajjudnya, suaminya akhirnya berubah 180 derajat. Dia benar – benar
jatuh cinta pada Raihana. Namun sayang, cinta tidak menyadari
kedalamannya sampai saat ada perpisahan.
Banyak
hal yang menarik dalam novel mini ini. Kemampuan sang penulis untuk
membuat pembaca hanyut dalam emosi para pelakunya, disisipi dengan ayat –
ayat AlQur’an dan akhir dari ceritanya pun tidak terduga. Sebenarnya,
bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami. Namun dengan adanya selingan
dialek / bahasa Jawa dalam ceritanya, membuat pembaca bingung dalam
memahami makna secara keseluruhan dalam satu paragraf. Apalagi jika
pembacanya bukan orang Jawa. Sebaiknya Kang Abik menambahkan catatan –
catatan kaki sebagai penjelasan dari bahasa lokal ataupun bahasa asing
yang digunakan dalam ceritanya. Penggunaan selingan bahasa / dialek Jawa
dalam novel ini menggambarkan latar dari ceritanya. Dalam penulisan
novel Pudarnya Pesona Cleopatra, Kang Abik menggunakan penceritaan akuan sertaan.
Kang Abik tidak memberikan detail dalam ceritanya tapi hubungan antara
satu bagian dengan bagian yang lain harmonis, jelas, dan memperlihatkan
perkembangan yang wajar dan masuk akal.
Berdasarkan
kelebihan dan kekurangan yang kami temukan dalam novel ini, maka dapat
kami simpulkan bahwa novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” adalah memang
benar – benar novel psikologi islami pembangun jiwa. Kami sarankan bagi
para muda – mudi untuk membaca novel ini. Kang Abik sendiri
mengkhususkan novel ini bagi siapa saja yang menganggap bahwa kecantikan
adalah segalanya. Novel ini layak untuk dibaca oleh berbagai kalangan
“Dan
orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari
kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.”
Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat
kediaman. (QS. Al Furqaan 65-66).